A story of KFC




Saya bukan pencinta makan cepat saji, tapi kadang saya terpaksa makan ‘makanan sampah’ karena saat travelling.


Dari pada capek keliling nggak nemu makanan halal, restraurat fast food kadang menjadi option atas makanan aman yang bisa saya makan. Dari sekian banyak restaurant fast food saya paling suka makan KFC di luar negeri. Saya jarang menemukan KFC di eropa, hanya mcd, burger king dan sejenisnya yang ada. 

Di jerman mcd ada logo halalnya kalau masih ragu yang mending makan kebab yang jelas-jelas orang yang jual turki, mukenye aja arab dan di tokonya banyak tulisan arab yang mungkin artinya halal. Saya bahkan pernah menemukan mcd logo halal di rusia wow kerennn ;)

Nah kalau di asia yang selalu saya tuju adalah KFC, menurut saya rasa ayamnya sama enaknya dengan di tanah air, harganya lebih murah dibandingkan mcd atau burger king. Berasa makan karena ada nasinya kadang kentang doang sih cuman ya lumayan.
Saat saya ke Bangkok beberapa waktu lalu, KFC di ujung chaosan road menjadi teman di kala uang mulai tiris. Seingat saya dijalan ini ada dua KFC, dua duanya sama sama enak tempatnya. Yang beda hanya saosnya yang tidak ada sambal krena mungkin mereka hanya tau ketchup kali ya jadi sambal yang tidak pedas dan saos tomat.


Yang lucu orang Thailand makan fast food terutama ayam bukan dengan tangan seperti di Indonesia, tapi mereka makan dengan menggunakan garpu dan pisau layaknya makan steak. Gua sih sayang deh makan ayam ngak di jilat sampe tulang tulangnya hahahahhaha.

Tapi saran saya kalau ke travelling ke mana pun coba lah cicipi makanan local. Asal jangan daging atau makanan yang anda tidak yakin kehalalannya. Tapi kalau air putih doang please deh masa sih cari yang logo halal ;) 

Selain mencoba transportasi local , dari makanan local lah anda bisa merasakan menjadi penduduk local and feel the joy of travelling ;)

Happy travelling

liebe,muthz 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "A story of KFC "

Post a Comment

Powered by Blogger.

Pages